Setelah mempelajari tentang dasar dari analisa fundamental sebelumnya, sekarang saatnya kita membahas lebih dalam lagi tentang analisa fundamental forex. Dalam artikel sebelumnya telah kita ketahui bersama bahwa metode analisa ini digerakkan oleh berita dan data finansial dunia terutama yang berdampak tinggi/high impact.
Disini kita akan mengenali jenis-jenis berita forex terutama yang berasal dari pemain utama/big figure. Ada beberapa jenis berita forex utama yang dapat dibedakan berdasar sumber dan kepentingannya. Mari kita bahas satu persatu :
1. Non-farm Payrolls (NFP)
Data Jumlah Pekerja US Di Tiap Industri Kecuali Pertanian. Data ini dikeluarkan oleh US Bureau of Labor Statistics. Dirilis sebulan sekali, biasanya di hari Jumat pertama setelah bulan tersebut berakhir. Contoh, data yang diumumkan di Jumat pertama di bulan April adalah data yang diakumulasikan di bulan Maret.
Terciptanya lapangan pekerjaan adalah indikator penting untuk memperkirakan/memproyeksikan tingkat belanja masyarakat, yang merupakan indikator penting bagi hampir semua aktivitas ekonomi.
Jika angka dirilis lebih baik daripada perkiraan biasanya akan memberikan sentimen positif (kenaikan) bagi USD, apalagi jika dirilis lebih baik daripada data sebelumnya. Kebalikannya, bila dirilis lebih rendah akan menimbulkan sentimen negatif (penurunan).
2. Unemployment Rate
Data Jumlah Pengangguran Usia Produktif Di US. Data ini merupakan persentase dari total tenaga kerja yang menganggur dan sedang mencari pekerjaan.
Seperti NFP, data ini juga dirilis sebulan sekali bersamaan dengan pengumuman data NFP. Angka yang dirilis juga merupakan data yang dikumpulkan di bulan sebelumnya. Biasa juga disebut jobless rate.
Tingkat pengangguran merupakan indikator yang penting untuk mengukur tingkat kesehatan perekonomian suatu negara karena tingkat belanja masyarakat erat kaitannya dengan kondisi sektor tenaga kerja.
Berkebalikan dengan NFP, jika angka data ini dirilis lebih besar daripada perkiraan maka biasanya akan memberikan sentimen negatif bagi mata uang negara yang bersangkutan.
3. Interest Rate
Data Tingkat Suku Bunga Jangka Pendek Tiap Negara. hal ini merupakan keputusan suku bunga acuan yang ditentukan oleh bank sentral setiap negara. Suku bunga jangka pendek merupakan faktor yang paling penting yang mempengaruhi nilai mata uang.
Suku bunga merupakan kebijakan moneter yang diputuskan melalui rapat dewan gubernur. Beberapa bank sentral dari tiap negara mayor adalah sebagai berikut :
- The Federal Reserve (Amerika Serikat – The Fed)
- Bank of England (Inggris – BoE)
- European Central Bank (Eropa – ECB)
- Bank of Japan (Jepang – BOJ)
- Swiss National Bank (Swiss – SNB)
- Reserve Bank of Australia (Australia – RBA)
- Reserve Bank of New Zealand (Selandia Baru – RBNZ)
- Bank of Canada (Kanada – BoC)
Jika suku bunga dinaikkan, maka dalam waktu singkat pasar biasanya akan merespon dengan mengapresiasi mata uang yang bersangkutan (mata uang menguat). Sebaliknya jika suku bunga diturunkan, biasanya mata uang yang bersangkutan akan terdepresiasi (melemah).
4. Unemployment Claim
Initial Claim/Jobless Claim Data Jumlah Pendaftar Pengangguran. Data ini mencatat jumlah warga negara yang mendaftarkan diri sebagai pengangguran untuk mendapatkan tunjangan pengangguran setiap minggunya. Di Amerika Serikat, data ini diumumkan sekali dalam seminggu, yaitu setiap hari Kamis.
Bedanya dengan unemployment rate adalah data ini diumumkan sekali dalam seminggu, sementara unemployment rate diumumkan sekali dalam sebulan.
Data unemployment rate merupakan persentase tingkat pengangguran dari jumlah total tenaga kerja, sementara initial claim merupakan jumlah orang yang mendaftarkan diri sebagai pengangguran.
Mirip dengan unemployment rate, jika angka initial claim naik daripada data sebelumnya, maka mata uang negara tersebut cenderung akan melemah. Apalagi jika data yang diumumkan lebih tinggi daripada perkiraan.
5. Trade Balance
Data Perbedaan Antara Ekspor Dan Impor Suatu Negara. Merupakan data yang mengukur perbedaan antara sektor ekspor dan impor.
Angka positif menunjukkan bahwa kegiatan ekspor lebih tinggi daripada impor. Sebaliknya, jika angkanya negatif maka itu berarti impor lebih tinggi daripada ekspor.
Tingkat ekspor berkaitan secara langsung terhadap penguatan mata uang karena pihak asing harus membeli mata uang negara pengeskpor untuk membayar barang yang dibeli.
Tingginya angka ekspor juga akan berdampak positif bagi produksi. Jika trade balance naik, dampaknya akan positif bagi mata uang negara tersebut.
6. Gross Domestic Product (GDP)
Data Nilai Total Produksi Suatu Negara. GDP (dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan PDB; Produk Domestik Bruto) merupakan data yang mengukur nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah (negara) tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Berbeda dengan GNP (Gross National Product) yang memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut, GDP hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.
Jika angka GDP naik, dampaknya akan positif bagi mata uang negara tersebut.
7. Housing Starts
Data Jumlah Proyek Konstruksi Perumahan. Merupakan data yang mengukur jumlah proyek konstruksi rumah tinggal yang telah dimulai di bulan yang bersangkutan.
Survey untuk data ini mengikutsertakan semua kontraktor perumahan di negara tersebut.
Data ini dianggap sebagai indikator kekuatan ekonomi, karena berhubungan dengan industri lain seperti perbankan, kredit, bahan bangunan, pekerja, konstruksi manufaktur dan real estate.
Jika perekonomian kuat, maka orang cenderung akan membeli rumah baru; sebaliknya, jika perekonomian lemah, sektor perumahan juga akan ikut lesu.
Para trader dan analis mencermati data ini setiap bulan, membandingkannya dengan data bulan sebelumnya dan data di bulan yang sama di tahun sebelumnya.
Jika angka data tersebut menunjukkan kenaikan, mata uang negara yang bersangkutan biasanya juga akan ikut terapresiasi.
8. Manufacturing PMI
Data Indikasi Sektor Manufaktur. PMI adalah singkatan dari Purchasing Manager’s Index. Merupakan indikator kesehatan ekonomi di sektor manufaktur.
Indeks PMI berdasar pada lima indikator utama: pemesanan baru, persediaan, produksi, pengiriman penyalur dan tenaga kerja.
Indeks PMI yang berada di atas 50 menunjukkan ekspansi yang terjadi di sektor manufaktur dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yang biasanya berdampak pada apresiasi mata uang negara tersebut.
Sebaliknya, jika indeks PMI terbaca di bawah angka 50, itu berarti terjadi kontraksi. Jika angka tetap berada di 50, berarti tidak ada perubahan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
9. Retail Sales & Core Retail Sales
Data Tingkat Penjualan Barang Eceran Dalam Satu Periode. Mengukur tingkat penjualan barang secara eceran dalam periode tertentu.
Sementara itu core retail sales mengukur data penjualan eceran tanpa mengikutsertakan penjualan kendaraan bermotor dan bensin. Data ini dipergunakan oleh Federal Reserve untuk mengukur trend belanja masyarakat.
Jika data retail sales dan core retail sales mengalami kenaikan, biasanya akan berdampak pada apresiasi mata uang negara tersebut.
10. Building Permit
Data Perizinan Pendirian Bangunan. Merupakan izin mendirikan bangungan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui lembaga khusus sebelum proyek konstruksi bangunan baru atau renovasi bangunan lama boleh dilakukan.
Laporan data ini dipantau setiap bulan oleh ekonom dan trader. Seperti yang telah dijelaskan di penjelasan data Housing Starts, sektor perumahan terkait dengan sektor ekonomi lainnya seperti perbankan dan tenaga kerja, sehingga bisa memberikan bocoran akan kondisi ekonomi untuk beberapa waktu ke depan.
Naiknya jumlah building permit yang dikeluarkan biasanya berdampak positif bagi mata uang negara yang bersangkutan.
11. New Home Sales & Existing Home Sales
Data Tingkat Penjualan Rumah Baru & Lama. New home sales merupakan data tingkat penjualan rumah yang baru dibangun. Sebuah rumah dianggap terjual jika sudah terjadi penyetoran uang atau penandatanganan kontrak untuk rumah tersebut baik di tahun yang sama ketika rumah itu dibangun atau di tahun berikutnya.
Sedangkan existing home sales adalah penjualan rumah tinggal yang telah ada sebelumnya. Data ini dianggap sebagai data yang bisa mewakili pertumbuhan di sektor perumahan atau real-estate.
Kenaikan angka kedua data ini biasanya diikuti oleh penguatan mata uang negara yang bersangkutan.
12. Consumer Price Index (CPI)
Data Rata-Rata Harga Konsumer. Merupakan data yang mengukur rata-rata harga dari beberapa barang konsumsi serta jasa, seperti transportasi, makanan dan layanan kesehatan.
CPI di kalkulasi dengan cara mengikuti perubahan harga untuk masing-masing item dan merata-ratakannya. Perubahan data CPI dipergunakan untuk menilai perubahan harga terkait dengan biaya hidup.
CPI merupakan salah satu data yang sering dipergunakan untuk mengidentifikasi inflasi atau deflasi. Ini karena naiknya CPI secara tajam dalam waktu singkat biasanya memperlihatkan kenaikan inflasi, sebaliknya jika turun tajam dengan cepat menandakan deflasi.
13. Producer Price Index (PPI)
Data Rata-rata Harga Produsen Domestik. PPI mengukur perubahan rata-rata harga yang diterima produsen domestik untuk barang yang mereka hasilkan.
Berbeda dengan CPI, PPI tidak merepresentasikan harga di level konsumen. Dapat dikatakan bahwa PPI adalah sebuah indikator dalam analisa fundamental yang mengukur kenaikan harga barang dan jasa yang dikenakan ke produsen.
Jika produsen sudah dikenakan kenaikan harga saat membeli bahan baku, maka produsen pasti akan menaikan harga barang jadi. Untuk minimum deposit ic markets terbaik bisa disini.
Jika data PPI naik maka nilai mata uang negara bersangkutan cenderung akan mengalami kenaikan. Begitu juga sebaliknya, jika data PPI turun maka nilai mata uang negara tersebut cenderung akan ikut turun.
Nah sobat demikianlah artikel yang cukup lengkap dalam membahas teknik analisa fundamental forex. Dengan memperhatikan ke 13 berita big figure diatas kita sudah cukup memiliki referensi untuk mengambil keputusan ketika terjadi news release.